TryMediaDigital. com, Bungo, 17 April 2025 – Kemenangan pasangan Dedy Putra dan Tri Wahyu Hidayat pada Pemungutan Suara Ulang (PSU) Bungo, 5 April 2025, tampaknya membuka babak baru dalam kancah politik daerah tersebut. Kemenangan ini menjadi tonggak penting bagi Dedy Putra yang setelah hampir 10 tahun vakum di dunia politik, akhirnya kembali meraih kekuasaan. Namun, kemenangan ini tak lepas dari berbagai isu miring yang mulai mengemuka.

Menurut kabar yang beredar, Dedy Putra dikabarkan sudah mulai mengumpulkan beberapa pejabat Pemkab Bungo yang terlibat masalah hukum, yang difasilitasi oleh orang dekatnya yang berinisial MI. Hal ini menimbulkan keprihatinan, terutama dari sisi etika politik, karena Dedy Putra belum resmi dilantik sebagai Bupati Bungo. Praktik ini dianggap tidak pantas, terlebih lagi dalam situasi yang semakin diperburuk oleh upaya orang-orang terdekat Dedy untuk meraih peran penting dalam pemerintahan.

Jika kabar ini benar adanya, dan jika benar Dedy Putra bertemu dengan pejabat-pejabat tersebut sebelum pelantikannya, terutama terkait pembahasan soal proyek-proyek pemerintah, hal ini menimbulkan kekhawatiran. Beberapa pihak berpendapat bahwa tindakan ini menunjukkan indikasi awal Dedy Putra terjangkit “sindrom kekuasaan.”

Mirza, Aktivis Gerakan Terpadu Anti Korupsi Jambi, mengungkapkan kekhawatirannya dalam sebuah wawancara pada Rabu, 16 April 2025, “Secara etik, langkah Dedy Putra salah, dan jika ini benar, maka dia terindikasi sedang terjangkit sindrom kekuasaan. Apalagi, mengingat Dedy sudah vakum dalam politik selama hampir 10 tahun.”

Meski demikian, saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, Dedy Putra tidak memberikan jawaban terkait isu tersebut, terutama soal pertemuannya dengan pejabat-pejabat bermasalah sebelum pelantikannya.

Banyak kalangan memprediksi bahwa situasi pemerintahan di era Dedy Putra bisa menjadi lebih brutal dan rusak jika tidak dikelola dengan hati-hati. Mengingat potensi tindakan ceroboh dalam manajemen pemerintahan, banyak yang khawatir bahwa slogan “Bungo Baru” yang disertai program-program kerja yang digadang-gadang hanya akan menjadi hiasan belaka bagi rakyat Bungo, jika pemimpinnya tidak benar-benar menjunjung tinggi integritas dan etika dalam kepemimpinan. ***